A. PHYSICAL SKILLS
Pentingnya Kondisi fisik atlet memegang
peranan yang sangat penting dalam suatu program latihan. Program
latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis,
ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan
fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan
atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.Jika kondisi fisik baik
maka:
1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung
2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen kondisi fisik lainnya.
3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan
4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan
5. Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.
Kalau
faktor-faktor tersebut tidak atau kurang tercapai setelah suatu masa
latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan
dan sistematik latihan kurang sempurna. Karena sukses dalam olahraga
sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi strees dalam
meningkatkan prestasi atlet.Jadi, sebelum diterjunkan ke dalam
gelanggang pertandingan, seorang atlet harus sudah berada dalam suatu
kondisi fisik dan tingkat fitness yang baik untuk menghadapi intensitas
kerja dan segala macam strees yang akan dihadapinya selama bertanding.
Tanpa
adanya kondisi fisik yang seksama dan serius atlet harus dilarang
untuk mengikuti suatu pertandingan.Saat-saat yang paling berbahaya
dalam latihan biasanya adalah tiga atau empat minggu pertama dari musim
latihan, oleh karenanya pada saat itu atlet biasanya belum memiliki
kekuatan, kelentukan, daya tahan dan keterampilan yang cukup, yang
berarti bahwa kondisi fisiknya masih jauh di bawah kondisi yang
diperlukan untuk suatu latihan yang berat atau pertandingan. Faktor yang
lain adalah, bahwa dia belum cukup lincah dalam melakukan
gerakan-gerakan sehingga kekakuan bergerak sering dapat menyebabkan
timbulnya cedera-cedera otot dan sendi.Dalam melakukan latihan-latihan
kondisi fisik serta perkembangan fitness yang optimal, banyak tekanan
yang harus diberikan pada perkembangan tubuh secara keseluruhan yang
secara teratur harus ditambah dalam intensitasnya. Dalam pre-season,
yaitu musim latihan jauh sebelum pertandingan, berbagai komponen kondisi
fisik harus dilatih agar pada waktu atlet memasuki musim-musim
latihan berikutnya yaitu early dan mid season, dia sudah mencapai
kondisi fisik yang baik.
Proses conditioning dalam
olahraga adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan hati-hati,
dengan sabar, dan dengan penuh kewspadaan terhadap atlet. Melalui
latihan yang berulang-ulang dilakukan, yang sedikit demi sedikit
ditambah dalam intensitas dan kompleksitasnya, atlet lama-kelamaan
akan berubah menjadi orang yang lebih lincah, lebih kuat, lebih
terampil dan dengan sendirinya lebih efektif.
Proses
conditioning harus dapat membangkitkan reaksi-reaksi yang positif
dalam tubuh kita, yaitu kemajuan dalam organisasi neurophysicologis
kita, dan kemajuan dalam penyesuaian perubahan-perubahan(adaptive
alterations) dalam jaringan-jaringan tubuh kita.Para ahli olahraga
berpendapat bahwa atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi
fisik pre-season yang intensif selama 6 – 10 minggu akan memiliki
kekuatan, daya tahan, dan stamina yang lebih baik selama musim latihan
berikutnya, dibandingkan dengan atlet-atlet yang memulai program
kondisinya hanya satu-dua minggu sebelum permulaan musim latihan.
Setelah
atlet mencapai tingkatan kondisi fisik yang baik untuk menghadapi
musim-musim berikutnya, latihan-latihan kondisi tersebut harus tetap
dilanjutkan selama musim dekat pertandingan. Meskipun tidak seintensif
seperti sebelumnya, agar tingkatan kondisi fisik dapat tetap
dipertahankan selama musim-musim latihan tersebut.Selanjutnya akan
diuraikan berbagai macam serta bentuk latihan kondisi fisik yang
sebaiknya dimasukkan dalam program latihan kondisi
Program
latihan fisik untuk pemain sepak bola itu ada bermacam-macam, biasanya
setiap klub menjalankan program latihan fisik yg berbeda untuk setiap
pemainnya. Jadi tergantung dimana kurangnya pemain tersebut.
Tapi secara umum program latihan fisik untuk pemain sepak bola itu sebagai berikut :
1. Program peningkatan kecepatan (Speed)
Misalnya:Sprint,dll.
2. Power.
Misalnya:
Memanfaatkan berat tubuh sendiri seperti pull-up, push-up, dan
bergelantungan dengan kedua tangan atau dengan bantuan peralatan seperti
barbel dan dambel.
3. Kelincahan (agility).
Misalnya: Game-game di lapangan (tergantung pelatih)
4. Endureance
Misalnya : joging mengelilingi lapangan beberapa kali, bisa dibatasi oleh waktu ataupun tidak tergantung dengan kebutuhan fisik.
5. Koordinasi.
Misalnya: Latihan untuk kelenturan tubuh dan keseimbangan.
Beberapa
bentuk latihan fisik yang lain juga dibutuhkan dalam olahraga sepak
bola tetapi pada umumnya hanya bersifat penunjang skill pemain. Seperti
fleksibility, strenght, stamina dan mobility. Sebagian besar unsur
yang terkandung dalam bentuk latihan tersebut telah tercakup dalam
beberapa komponen latihan yang pokok diatas.
B. TECHNICAL SKILLS
Teknik - Teknik Dasar Permainan Sepakbola
Untuk
bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang
baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut
cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Beberapa teknik
dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah Menendang (kicking),
Menghentikan atau Mengontrol, Menggiring (dribbling), Menyundul
(heading), Merampas (tacling), Lemparan kedalam (trow – in) dan Menjaga
Gawang (Goal Keeping). Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teknik
Menendang, Menghentikan, dan Mengiring bola dalam permainan Sepakbola.
1. Menendang (kicking)
Menendang
bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbolayang
paling dominan. Tujuan utama menendang bola adalah untuk mengumpan
(passing), dan menembak kearah gawang (shooting at the goal). Dilihat
dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu Menendang dengan kaki bagian dalam, Menendang
dengan kaki bagian luar, dan menendang dengan punggung kaki.
A. Menendang dengan kaki bagian dalam.
Pada umumnya teknik ini digunakan untuk mengumpan jarak pendek. Analisis geraknya adalah sebagai berikut :
• Badan menghadap sasaran di belakang bola
• Kaki tumpu berada disamping bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki
menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk.
• kaki tending ditarik kebelakang, dan ayunkan ke depan.
• setelah terjadi benturan dilanjutkan dengan Follow trow,(gerakan
lanjutan)
B. Menendang dengan kaki bagian luar
Pada
umumnya teknik menendang dengan kaki bagian luar digunakan untuk
mengumpan jarak pendek. Analisis geraknya sebagai berikut :
• Posisi badan dibelakang bola, kaki tumpu disamping belakang bola 25 cm,
ujung kaki menghadap kesasaran, dan lutut sedikit ditekuk.
• kaki tendang berada di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap
kedalam
• kaki tending ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan
• Perkenaan bola tepat di punggung kakibagian luar, dan tepat pada tengah –
tengah bola
• Gerakan lanjutan kaki tending diangkat serong kurang lebih 45 derajat
menghadap sasaran.
C. Menandang dengan punggung kaki.
Pada
umumnyamenendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke
gawang atau shooting. Analisis gerakanya sebagai berikut :
• Badan dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakkan di
samping bola dengan ujung kaki menghadap kesasaran, kaki sedikit
ditekuk.
• Kaki tending berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap
kedepan / sasaran
• Kaki tending tarik ke belakang dan ayunkan kedepan hingga mengenai
bola.
• Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dsan tepat
pada tengah – tengah bola.
• Gerakan lanjut kaki tending diarahkan dan di angkat kearah sasaran.
a) Passing (mengumpan)
Menendang
bola yang bertujuan untuk mengumpankan bola kepada teman. Baik pada
jarak dekat ataupun jauh. Bentuk dasar passing yaitu passing bawah dan
passing atas. Metode pelatihannya diantaranya :
Passing berpasangan dengan 1 bola berhadap-hadapan pada jarak sekitar 5-10 meter
Passing berpasangan pada jarak 30-40 meter dengan tendangan melambung.
b) Shooting
Shooting pada umumnya tendangan keras kearah gawang yang bertujuan untuk menghasilkan gol. Proses pelatihannya :
Menendang keras kearah gawang pada jarak 10-15 meter atau diluar kotak penalti.
Sebelum shooting, bola digiring terlebih dahulu, baru kemudian ditendang.
Menerima bola dari teman (bola passing), kemudian ditendang (shooting) tanpa menunggu bola berhenti.
2. Menghentikan Bola ( Control )
Menghentikan
bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang
penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan
menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk
didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju
permainan, dan memudahkan untuk passing. Analisis gerakanya sebagai
berikut :
• Posisi badan segaris dengan datangnya bola.
• Kaki tumpu mengarah pada boladengan lutut sedikit ditekut.
• Kaki penghenti diangkat sedikit deengan permukaan bagian dalam kaki
dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.
• Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam/mata kaki
• Kaki penghenti mengikuti arah bola.
Untuk
teknik menghentikan bola masih terdapat banyak cara yang dapat
dilakukan diantaranya yaitu menggunakan Punggung kaki, Paha, Dada, serta
Kepala apabila memungkinkan.
3. Menggiring Bola (Dribling)
Pada
dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus – putus atau
pelan, oleh karenanya bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring
bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola.
Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak kesasaran,
melewati lawan, dan menghambat permainan. Dibawah ini akan di jelaskan
mengenai posisi tubuh saat menggiring bola dengan menggunakan kaki
bagian dalam :
• Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola.
• Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya diayunkan kedepan.
• Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/ didorong bergulir kedepan.
• Bola bergulir harus selalu dekatdengan kaki agar bola dapat dikuasai
• Pada waktu menggiring bolakedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah penguasaan bola.
• Pada saat kaki menyentuh bola, pendangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi kelapangan
4. Menyundul bola
Selain
menggunakan kaki, pemain bola juga sering menggunakan kepalanya untuk
mengumpan maupun memasukkan bola ke alam gawang lawan. Bola yang
melayang di udara menjadi “makanan” bagi kepala untuk mengarahkannya ke
rekan satu tim atau ke dalam gawang lawan. Memindahkan bola dengan
kepala inilah yang disebut dengan menyundul bola.
Menyundul bola
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum adalah
dengan melompat menyamput datangnya bola. selain dengan melompat ke
atas, ada juga pemain yang menyundul bola sambil menjatuhkan badan. Hal
ini dilakukan apabila bola yang datang melayang tidak begitu tinggi
dari tanah. Cara ini sering mengecoh pemain bertahan dan penjaga gawang
lawan, karena biasanya bola yang melayang tidak begitu tinggi dari
tanah akan disambut dengan kaki, bukan dengan kepala.
C. TACTICAL SKILLS
Keputusan
dan tindakan atlet dalam sebuah pertandingan untuk mendapatkan
keuntungan dari permainan lawan. Seperti pengetahuan sang atlet, membaca
situasi pertandingan dan pengambilan keputusan apa yang harus
diperbuat dalam pertandingan tersebut.
Dalam sepak bola hal ini
sangat berkaitan dengan situasi dalam berjalannya sebuah pertandingan,
karena dalam sekian waktu berjalannya pertandingan terdapat banyak
situasi yang berbeda. Maka harus di butuhkan kemampuan tersendiri untuk
berkreasi dalam membaca situasi permainan.
Permainan sepak bola
adalah sebuah permainan yang mengandalkan kerja sama tim untuk meraih
kemenangan. Selain kemampuan individu, kerjasama dan strategi yang
diterapkan dalam permainan sepak bola memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap hasil pertandingan. Setiap tim memiliki strategi
masing-masing untuk memenangkan pertandingan sepak bola.
Strategi
permainan biasanya ditentukan oleh pelatih masing-masing tim sebelum
permainan dimulai. Pelatih akan menentukan strategi apa yang sesuai
untuk dimainkan menghadapi calon lawannya, dengan menganalisa kelebihan
dan kelemahan tim lawan. Strategi tersebut diantaranya adalah formasi
tim, pemain yang diturunkan dalam pertandingan, taktik yang akan
dipakai dalam permainan, serta siapa saja pemain yang akan bertindak
sebagai kapten tim, pengambil tendangan bebas, tendangan sudut, dan
tendangan pinalti.
Formasi Tim
Satu tim sepak bola terdiri
dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Untuk mengatur posisi
pemain, kecuali penjaga gawang, diperlukan suatu skema permainan,
sehingga pemain tidak menumpuk pada satu posisi saja. Hal ini mutlak
perlu, karena dalam sepak bola terdapat tiga posisi pemain yang harus
diisi. Ketiga posisi tersebut adalah pemain bertahan (bek), pemain
tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang).
Skema posisi
pemain yang bermain dalam pertandingan sepak bola ini biasa disebut
dengan nama formasi tim. Dalam sepak bola terdapat bermacam macam
formasi yang biasa diterapkan oleh setiap pelatih. Penggunaan formasi
ini disesuaikan dengan kondisi tim secara menyeluruh dan lawan yang
akan dihadapi. Biasanya setiap tim memiliki satu atau dua formasi utama
yang sesuai dengan kemampuan pemain dalam tim tersebut, dan merupakan
formasi yang dinilai paling baik bagi tim.
Formasi yang
digunakan oleh pelatih dalam permainan sepak bola cukup beragam.
Masing-masing formasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Secara umum, formasi yang digunakan dalam permainan sepak bola terdiri
dari formasi standar 4-4-2 (4 pemain bertahan – 4 pemain tengah – 2
pemain depan), 3-5-2, 4-3-3, 3-4-3, 4-5-1, 5-3-2, dan 3-6-1. Masing
masing formasi tersebut memiliki formasi turunan, yang dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan tim.
Susunan Pemain
Selain
menentukan formasi yang akan diterapkan oleh timnya dalam permainan,
pelatih juga akan menentukan siapa saja pemain yang akan diturunkan
pada pertandingan tersebut. Penentuan pemain yang akan diturunkan
pelatih tersebut biasanya didasarkan kepada performa pemain tersebut,
kemampuan individu, kondisi dan mental pemain, serta kebutuhan tim
secara keseluruhan.
Pada saat pertandingan sepak bola sedang
berlangsung, pelatih dapat merubah formasi timnya serta mengganti
pemain yang dianggapnya tidak maksimal, cidera atau faktor lain. Seuau
dengan situasi yang ada.
Taktik dan strategi
Masing-masing
pelatih memiliki taktik sendiri-sendiri dalam menghadapi pertandingan
sepak bola. Ada pelatih yang senang menggunakan taktik menyerang
secara frontal, ada juga pelatih yang menginginkan timnya bermain
aman, dan bertahan, dengan sekali-kali melakukan serangan balik.
Serangan
yang dilakukan oleh sebuah tim juga bermacam-macam. Ada tim yang
mengandalkan serangan langsung melalui bagian tengah lapangan, ada tim
yang menyerang dengan melakukan umpan-umpan pendek dan cepat dengan
sesekali mengirim umpan panjang, ada juga yang memanfaatkan lebar
lapangan untuk melakukan penyerangan, dan ada juga tim yang langsung
mengirim bola dari belakang ke depan, tanpa melalui pemain tengah.
Sistim permainan menyerang yang cukup terkenal adalah “TOTAL FOOTBALL”
(sistim permainan yang dikembangkan Belanda dengan melakukan serangan
secara simultan ke arah gawang lawan oleh semua pemain, selain penjaga
gawang), serta “KICK AND RUSH” yang banyak digunakan oleh tim-tim
dari daratan Inggris.
Dalam bertahan, setiap tim juga memiliki
pola permainan tersendiri. Pelatih dapat menginstruksikan pemain
bertahan untuk melakukan penjagaan daerahnya, untuk mengawal pemain
lawan yang memasuki wilayah pertahanannya. Selain penjagaan wilayah,
seorang pemain bertahan juga dapat diminta untuk menjaga satu orang
pemain lawan yang dianggap berbahaya (biasanya penyerang). Selain itu
ada lagi sistim pertahanan dalam sepak bola yang cukup efektif, namun
perlu koordinasi yang baik. Sistim yang dimaksud adalah perangkap
offside. Selain menentukan sistim permainan yang akan diterapkan oleh
timnya, seorang pelatih juga akan menunjuk beberapa pemain untuk
tugas-tugas khusus. Pelatih akan menunjuk seorang pemainnya untuk
berperan sebagai kapten tim. Pemain yang ditunjuk sebagai kapten
biasanya pemain yang cukup berpengalaman dan mempunyai pengaruh yang
besar pada rekan-rekannya
Pada intinya Proses yang harus dilakukan harus didasari pada :
Knowladge
Reading The Situation
Decision Making Skills
Hal
ini bisa da lakukan dengan metode pelatihan total football atau kick
and rush. Dan banyak lagi modifikasi bentuk pelatihan yang disesuaikan
dengan sebuah situasi dalam pertandingan.
D. MENTAL SKILLS
Mental
skill pada intinya yaitu kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi
tuntutan psikologis dalam suatu olahraga. Pada umumnya berdasarkan dari
motivasi, konsentrasi, percaya diri dan pengendalian emosional.
Meningkatnya
stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara
negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan
olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat,
berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para
atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun
menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam
pengendalian stres.
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik
dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan
sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama
perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual,
yang satu berbeda dengan yang lainnya. Profil psikologis atlet biasanya
berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan
fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga.
Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh
faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat
atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah
psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya
dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
Berpikir Positif
Berpikir
positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke
arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan
saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya.
Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat
baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Motivasi
Motivasi
dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu.
Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut
tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau
dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi
yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari
dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis
diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan
motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenangkan pertandingan.Oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan
bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekue
Pengendalian Emosi
Faktor-faktor
emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara
pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti
senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk
emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu
diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi
tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian emosi
dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu
kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana
gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi
juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan
dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih,
takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari
data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu
saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.
Gejolak
emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar,
sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya
keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga
atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami
ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan
dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat
melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan
penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet
tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar,
strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak
tahu harus berbuat apa.
Kepercayaan Diri
Dalam olahraga,
kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu
suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya
diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil
di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu
merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara
sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.
Peran
pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar.
Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif.
Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing.
Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk
memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai
jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun
dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan
akan mengurangi rasa percaya diri..
Konsentrasi
Konsentrasi
merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada
suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi
seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam
olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya
atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi
pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga,
masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi
adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan
sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi
berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan,
sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana
dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari
keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi
No comments:
Post a Comment